Sunday, June 8, 2014

Mengenal Minimum System Mikrocontroler

Apa itu minimum system ? 

mungkin sebagian orang yang sudah akrab dengan mikrokontroler sudah paham dengan hal ini. Namun, bagaimana dengan anda yang baru ingin memulai untuk belajar mikrokontroler, sudah tau ini benda apa ? Baiklah pada postingan saya kali ini, saya akan memulai tulisan saya tentang belajar AVR dengan pembahasan tentang minimum system.

Minimum system atau dalam bahasa indonesia disebut sistem minimal, pengertiannya menurut saya adalah rangkaian minimal untuk sebuah mikrokontroler agar mikrokontroler dapat digunakan dan diprogram. lalu, kenapa kita harus tahu tentang minimum system ini ? Untuk memulai belajar mikrokontroler pertama yang harus kita ketahui ya rangkaian minimum system ini. Kasarnya sih, bagaimana mau belajar kalau rangkaian dasarnya saja tidak tahu. h3x...

contoh rangkaian minimum system
Langsung ke pembahasan pertama, rangkaian apa saja yang kita butuhkan agar mikrokontroler kita siap digunakan dan diprogram ?
1. Catu daya / power suplly
Sudah tidak asing lagi kan mendengar nama ini. Pada setiap rangkaian elektronika pasti dibutuhkan sebuah catu daya, sepertinya ini sudah jadi hukum alam ya, jadi gak bisa dihilangkan. Untuk minimum system AVR, kita membutuhkan sebuah rangkaian catu daya sebesar 5 volt. Biasanya untuk rangkaian catu daya, saya menggunakan regulator 7805, jika anda menginginkan regulator dengan output arus yang lebih besar, silahkan menggunakan regulator tipe LM2576  yang memiliki output tegangan sebesar 5 volt.
2. Oscillator / Pembangkit frekuensi
Pada sebuah rangkaian minimum system, kita membutuhkan apa yang disebut dengan oscillator. Untuk apa oscillator itu ? Ibaratnya pada manusia ini lah jantungnya, jadi tanpa adanya jantung (oscillator) si mikrokontroler juga tak akan pernah hidup. Sebenarnya pada mikrokontroler AVR sudah terdapat rangkaian oscillator internal ( di dalam IC sudah ada oscillatornya ). Namun oscillator internal ini besar frekuensi maksimalnya hanya sebesar 8MHz. Sehingga jika kita ingin menggunakan frekuensi diatas 8MHz kita harus menggunakan oscillator external. Biasanya rangkaian oscillator external ini terdiri dari sebuah crystal dan 2 buah capasitor. Dan ingat yah, frekuensi maksimal yang digunakan pada mikrokontroler AVR adalah 16MHz, jadi kalau menggunakan crystal jangan lebih dari nilai tersebut.
Bentuk fisik dari crystal
3. ISP
Kita membuat minimum system tujuannya untuk diprogram dan digunakan bukan ? Proses pengisian program pada mikrokontroler AVR terdapat 2 cara , yaitu pemograman tipe paralel dan pemograman tipe serial. Yang banyak digunakan saat ini adalah pemograman tipe serial atau lebih dikenal juga dengan istilah ISP. Dengan menggunakan pemograman tipe ISP kita tidak banyak membutuhkan jalur data, namun satu kelemahannya, jika salah setting fuse bit yang memiliki fungsi fital misalkan pin reset di disable pada ATMega8, maka alamat deh mikrokontroler kita udah gak bisa dipake lagi. Karena untuk mengembalikan settingan fuse tadi, kita harus menggunakan pemograman tipe paralel ( High Voltage Programming ).
susunan pin ISP standar
4. RESET Circuit
Sudah tau fungsi tombol reset di komputer bukan ?. Reset di komputer untuk merestart komputer ke awal pada saat booting. Sama halnya pada mikrokontroler, reset digunakan untuk merestart program yang kita buat, sehingga program kembali ke awal. Sebenarnya rangkaian reset ini bersifat optional, bisa kita gunakan atau tidak. Karena untuk mereset mikrokontroler juga dapat dilakukan dengan mematikan power dan menghidupkannya kembali. Namun saya lebih suka menggunakan rangkaian reset, karena memudahkan untuk melakukan reset program. Bayangkan jika setiap kita ingin mereset program harus matikan power, kemudian hidupkan lagi, kan repot !! .
ok sekian dulu yah..nanti untuk layout pcb nya menyusul ...

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by KAMPUS UMT TANGERANG | Supported by Bebit Deartha - Ristu Sadewa | Kota Tangerang