Apa itu minimum system ?
mungkin sebagian orang yang sudah akrab dengan mikrokontroler sudah paham dengan hal ini. Namun, bagaimana dengan anda yang baru ingin memulai untuk belajar mikrokontroler, sudah tau ini benda apa ? Baiklah pada postingan saya kali ini, saya akan memulai tulisan saya tentang belajar AVR dengan pembahasan tentang minimum system.
Minimum
system atau dalam bahasa indonesia disebut sistem minimal,
pengertiannya menurut saya adalah rangkaian minimal untuk sebuah
mikrokontroler agar mikrokontroler dapat digunakan dan diprogram. lalu, kenapa
kita harus tahu tentang minimum system ini ? Untuk memulai belajar
mikrokontroler pertama yang harus kita ketahui ya rangkaian minimum
system ini. Kasarnya sih, bagaimana mau belajar kalau rangkaian dasarnya saja tidak tahu. h3x...
contoh rangkaian minimum system
Langsung ke pembahasan pertama, rangkaian apa saja yang kita butuhkan agar mikrokontroler kita siap digunakan dan diprogram ?
1. Catu daya / power suplly
Sudah
tidak asing lagi kan mendengar nama ini. Pada setiap rangkaian
elektronika pasti dibutuhkan sebuah catu daya, sepertinya ini sudah jadi
hukum alam ya, jadi gak bisa dihilangkan. Untuk minimum system AVR,
kita membutuhkan sebuah rangkaian catu daya sebesar 5 volt. Biasanya
untuk rangkaian catu daya, saya menggunakan regulator 7805, jika anda
menginginkan regulator dengan output arus yang lebih besar, silahkan
menggunakan regulator tipe LM2576 yang memiliki output tegangan sebesar
5 volt.
2. Oscillator / Pembangkit frekuensi
Pada
sebuah rangkaian minimum system, kita membutuhkan apa yang disebut
dengan oscillator. Untuk apa oscillator itu ? Ibaratnya pada manusia ini
lah jantungnya, jadi tanpa adanya jantung (oscillator) si
mikrokontroler juga tak akan pernah hidup. Sebenarnya pada
mikrokontroler AVR sudah terdapat rangkaian oscillator internal ( di
dalam IC sudah ada oscillatornya ). Namun oscillator internal ini besar
frekuensi maksimalnya hanya sebesar 8MHz. Sehingga jika kita ingin
menggunakan frekuensi diatas 8MHz kita harus menggunakan oscillator
external. Biasanya rangkaian oscillator external ini terdiri dari sebuah
crystal dan 2 buah capasitor. Dan ingat yah, frekuensi maksimal yang
digunakan pada mikrokontroler AVR adalah 16MHz, jadi kalau menggunakan
crystal jangan lebih dari nilai tersebut.
Bentuk fisik dari crystal
3. ISP
Kita
membuat minimum system tujuannya untuk diprogram dan digunakan bukan ?
Proses pengisian program pada mikrokontroler AVR terdapat 2 cara , yaitu
pemograman tipe paralel dan pemograman tipe serial. Yang banyak
digunakan saat ini adalah pemograman tipe serial atau lebih dikenal juga
dengan istilah ISP. Dengan menggunakan pemograman tipe ISP kita tidak
banyak membutuhkan jalur data, namun satu kelemahannya, jika salah
setting fuse bit yang memiliki fungsi fital misalkan pin reset di
disable pada ATMega8, maka alamat deh mikrokontroler kita udah gak bisa
dipake lagi. Karena untuk mengembalikan settingan fuse tadi, kita harus
menggunakan pemograman tipe paralel ( High Voltage Programming ).
susunan pin ISP standar
4. RESET Circuit
Sudah
tau fungsi tombol reset di komputer bukan ?. Reset di komputer untuk
merestart komputer ke awal pada saat booting. Sama halnya pada
mikrokontroler, reset digunakan untuk merestart program yang kita buat,
sehingga program kembali ke awal. Sebenarnya rangkaian reset ini
bersifat optional, bisa kita gunakan atau tidak. Karena untuk mereset
mikrokontroler juga dapat dilakukan dengan mematikan power dan
menghidupkannya kembali. Namun saya lebih suka menggunakan rangkaian
reset, karena memudahkan untuk melakukan reset program. Bayangkan jika
setiap kita ingin mereset program harus matikan power, kemudian hidupkan
lagi, kan repot !! .
ok sekian dulu yah..nanti untuk layout pcb nya menyusul ...
0 comments:
Post a Comment